Mendapat cap sebagai seorang mahasiswa baru tentunya menjadi sebuah kebanggan tersendiri yang mungkin dapat diartikan juga dengan kenaikan level (duh). Namun, terkadang akan ada rasa deg-degan atau rasa canggung saat menapaki kehidupan baru di lingkungan baru, terutama seorang mahasiswa baru yang akan hidup di lingkungan nan jauh dari kampung halaman. Sesuai pengalaman saya pribadi dan pengalaman dari rekan sejawat (ceileh), memang tiap-tiap orang memiliki karakter sendiri dalam menghadapi lingkungan baru. Ada yang orangnya mudah care dengan orang lain, ada yang pendiam yang tergolong susah dalam bersosialisasi, adapula yang awalnya susah bersosialisasi namun setelah mengenal kawan baru menjadi mudah care dengan orang lain, dan tentunya masih banyak karakter lain yang mungkin tidak bisa disebutkan satu persatu.
Pertama sebelum menginjak ke perkuliahan semester muda, lebih baiknya dibahas dulu mengenai lingkungan bagi mahasiswa semester muda. Disini yang dibahas adalah para mahasiswa perantauan yang paling tidak ada kesempatan pulkam atau pulang kampung seminggu sekali saja ya. Untuk yang laju atau rumahnya dekat dengan kampus lanjut membaca juga tak apa.
Menghirup udara tempat asing, mungkin terkadang membuat kita harus membiasakan diri agak lama dengan berbagai kondisi di dalamnya. Baik itu orang-orangnya, lokasinya, makanannya, budayanya, dan yang lainnya. Kebanyakan, yang menjadikan proses membiasakan diri itu agak lama adalah faktor kuliner atau makanannya. Tentunya kan orang-orang jarang yang mau berbagai jenis makanan. Apalagi yang sesuai dengan isi kantong. Pasti kan gak pengen uang jatah dari ortu jadi jebol cuma gara-gara kita tidak bisa menghandle pengeluaran hanya dari faktor makanan. Namun tenang dulu, pada umumnya di setiap kampus, dan kampus manapun itu pasti akan ada berjejer warung makan dengan berbagai olahan menunya, paling sering ada sih pasti warteg, sebagai warung sahabat mahasiswa dengan harga yang miring dengan seporsi makanan dengan pilihan lauk sesuai pesanan. Kalau di warteg, paling-paling kisaran pengeluaran 10ribuan sekali makan. Selain itu, warung makan lain yang biasanya ada adalah warung penyet atau lamongan, dengan lauk praktisnya berupa tempe, tahu, telor, ayam, lele, bebek dan lain sebagainya sesuai pilihan menu di warung tersebut. Ada juga nasi goreng yang umumnya mulai buka pada malam hari. Warung nasi goreng sudah dipastikan ada di lingkungan kampus manapun. Alasannya ya memang orang Indonesia mayoritas doyan dengan namanya nasi goreng. Kalau sudah ada yang cocok di lidah, jadikan saja langganan. Kalau penjualnya sudah kenal, lebih enak pastinya.
makanan warteg (sumber gambar : tribunnews.com)
nasi goreng keliling (sumber gambar : wikipedia)
Dengan kelengkapan pilihan kuliner tadi disertai kuliner lain yang saling melengkapi, pastinya agak membuat lega seorang Mahasiswa Baru (MaBa) karena tidak perlu repot cari bahan masakan untuk masak sendiri, semua telah tersedia di lingkungan baru. Tapi jangan langsung jrojos gara-gara menu makan yang cukup lengkap, ingat pertama, jangan terlalu boros menjadi seorang mahasiswa. Kebanyakan masih minta jatah orang tua. Gak mau kan menyusahkan orang tua hanya karena tidak mampu mengatur uang. Kalau mau lebih hemat lagi ya tinggal masak. Sekarang umumnya kos-kosan mahasiswa/mahasiswi sudah dilengkapi dengan dapur, atau paling gak ada kompor gas lah. Disana kita bisa memasak apapun yang kita mau, terutama ya makanan wajib mahasiswa, MIE INSTAN. Harga murah, praktis dan cukup mengenyangkan. Itu yang dicari.
Tidak lupa tempat nongkrong mahasiswa dari zaman dulu sampai zaman sekarang tidak lain dan tidak bukan adalah angkringan. Di tempat ini merupakan tempat yang enak buat nongkrong, buat kumpul dan buat mengenal kawan baru. Namun jangan salah, terkadang membeli makan disini akan membuat boros juga. Walaupun identik dengan nama nasi kucing, harganya sendiri sekarang kisaran antara 2000an. Dan dipastikan porsinya tidak akan mengenyangkan. Jangan tergiur pula dengan aneka sate dan gorengan di angkringan. Diam-diam jajanan ini juga menguras kantong kalau tidak bisa mengontrol. Hal lain pula yang terkadang luput adalah minuman. Tidak mau kan makan tanpa minum? Hitung sendiri pengeluaran nasi+gorengan+sate+minum, tentunya nasi tidak cukup satu, gorengan mungkin tergantung selera, sate terkadang menggiurkan untuk dicoba dan minuman yang paling tidak berharga 2000 untuk teh. Intinya saat di angkringan diperhitungkan dulu jatah konsumsinya.
menu khas angkringan (sumber gambar : unitedindonesia.org)
Tidak lupa tempat nongkrong mahasiswa dari zaman dulu sampai zaman sekarang tidak lain dan tidak bukan adalah angkringan. Di tempat ini merupakan tempat yang enak buat nongkrong, buat kumpul dan buat mengenal kawan baru. Namun jangan salah, terkadang membeli makan disini akan membuat boros juga. Walaupun identik dengan nama nasi kucing, harganya sendiri sekarang kisaran antara 2000an. Dan dipastikan porsinya tidak akan mengenyangkan. Jangan tergiur pula dengan aneka sate dan gorengan di angkringan. Diam-diam jajanan ini juga menguras kantong kalau tidak bisa mengontrol. Hal lain pula yang terkadang luput adalah minuman. Tidak mau kan makan tanpa minum? Hitung sendiri pengeluaran nasi+gorengan+sate+minum, tentunya nasi tidak cukup satu, gorengan mungkin tergantung selera, sate terkadang menggiurkan untuk dicoba dan minuman yang paling tidak berharga 2000 untuk teh. Intinya saat di angkringan diperhitungkan dulu jatah konsumsinya.
Selanjutnya membiasakan diri dengan orang-orang sekitar. Yap, kalau kos-kosan, wajib hukumnya untuk mengakrabkan diri dengan teman satu kos. Jangan main masuk kamar, terus menyendiri. Sebagai makhluk sosial ya sewajarnya saling mengenal sesama penghuni kos. Ingat, teman kos merupakan mahasiswa lain yang tujuannya sama seperti kita. Baik itu semester muda maupun semester tua, tidak beda jauh lah dengan kita. Walaupun memang tempat asalnya berbeda. Tapi sama-sama makhluk sosial juga. Tidak ada ruginya mempunyai teman baru. Asal tau batasan mana yang harus ditaati sesuai dengan pendirian masing-masing. Kita bisa mendapat pengetahuan baru, pengalaman baru dan hal-hal baru lain yang mungkin belum ditemui. Dari teman kos juga mungkinbisa dapat sahabat baru yang nantinya bisa menemani sampai seterusnya. Intinya untuk membiasakan diri dengan orang-orang baru, pertama paling tidak bertegur sapa sederhana. Nanti waktu juga akan mengakrabkan.
Untuk membiasakan diri dengan hal lain mungkin akan menyesuaikan sesuai situasi dan kondisi. Kebanyaka mahasiswa baru hal besar yang perlu dibiasakan adalah hal yang sudah disebutkan.
Selamat berkuliah ria....