Masa SMA atau lebih kerennya dikenal dengan masa putih-abu-abu, merupakan masa yang katanya orang masa yang paling menyenangkan dan mengasyikkan. Tidak salah, karena masa ini adalah masa dimana para remaja sudah mengenal ketertarikan dengan lawan jenis dan masa perubahan berfikir menuju pendewasaan.
Tentu bagi kalian masih ingat dengan momen-momen dimana kalian menjadi siswa baru di SMA. Hal yang pertama tentu saja MOS atau Masa Orientasi Siswa. Masa dimana katanya para siswa baru akan digembleng sedemikian rupa sebelum ditetapkan resmi menjadi siswa di sekolah yang dituju. Memang sebelum diadakan Masa Orientasi Siswa atau MOS diadakan persiapan MOS yang mana para siswa baru akan diterangkan mengenai pelaksanaan MOS, waktu MOS, perlengkapan yang dibawa, aturan-aturan MOS dan hal-hal lain yang memang perlu dipersiapkan untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Selanjutnya setelah persiapan selesai tak jarang banyak siswa yang merasa keberatan mengenai hal-hal yang diwajibkan ketika kegiatan MOS berlangsung. Dan apa daya itu wajib dilakukan agar resmi menjadi siswa sekolah. Biasanya sih yang paling sering membuat siswa keberatan adalah perlengkapan yang harus dibawa ketika MOS. Memang berbeda di setiap sekolah, namun terkadang memang ada sekolah yang mewajibkan tiap siswa membawa perlengkapan yang memang dilihat dari segi harga bisa dibilang mahal. Tapi kembali lagi tergantung sekolah dan kepengurusan kepanitiaan MOS memberikan aturan.
Dulunya, setiap MOS pasti identik dengan siswa cewek yang rambutnya dikucir dua (kanan-kiri), mengenakan kaos kaki panjang sebelah, mengalungkan papan nama dengan nama sebutan seorang tokoh, memakai topi kerucut, dan lain sebagainya agar para siswa baru terlihat konyol dan lucu dihadapan kakak kelas, walaupun nanti pihak sekolah ngakunya untuk kedisiplinan dan melatih mental siswa baru. Saya pun mengalami hal tersebut, saya dulu memakai topi besek dengan diselipkan balon udara, kaos kaki kanan dan kiri beda warna, mengalungkan papan nama tokoh pahlawan dan selalu dicari kesalahan demi kesalahan (walaupun sepertinya tidak salah).
Tapi tenang, itu adalah MOS model zaman dulu alias Jadul. Mungkin sekarang sudah berbeda sudut pandangnya, sekarang lebih sering saya lihat MOS yang lebih rapi, lebih menghargai siswa baru, lebih nyata dalam mengedepankan kedisiplinan dan melatih mental siswa baru. Ya memang terkadang tidak sedikit sekolah yang masih menjadikan MOS sebagai ajang pengglojokan bagi siswa-siswa baru.
Jujur saja selain pernah menjadi siswa praktek MOS dulu, saya juga pernah menjadi panitia MOS saat di kelas XI, terkadang ada rasa ingin balas dendam yang memang harusnya dipendam. Kalau tidak dipendam, kapan kebiasaan yang menurut saya kurang baik tersebut bisa berubah? Masih banyak yang melihat siswa baru yang mengikuti MOS sebagai pemanfaatan untuk kesenangan pribadi. Dan saya harap itu sudah tidak ada lagi di kemudian hari.
Bagi kalian yang akan mengikuti MOS dengan aturan jadul, jangan kaget jika memang disuruh untuk membawa perlengkapan yang tergolong banyak dan rumit, jangan kaget pula apabila akan ada waktu dimana kalian distrap dan diintrogasi dengan model bicara menyudutkan. Siapkan saja perasaan hati yang kuat, mau tak mau itu sudah aturan sekolah yang dituju.
Namun jika sekolah kalian sudah menerapkan MOS yang lebih manusiawi, silahkan pelajari lebih mendalam tentang sekolah yang akan kalian tempati, jangan terlalu takut kepada kakak kelas, mereka juga manusia yang awal masuk sekolah juga hampir sama dengan kalian dan mereka juga pasti asyik untuk dijadikan teman.
Bagi yang sudah melewati masa MOS dan yang akan melaksanakan MOS, MOS merupakan wadah dimana kita bisa saling mengenal teman baru dengan cara berbeda, mengenal lingkungan baru dan mengenal aturan-aturan baru yang mungkin belum didapatkan sebelumnya. Itulah kesan yang tidak akan dilupakan di masa kalian mengenakan seragam putih-abu-abu
0 comments:
Post a Comment