Saturday, 2 May 2015

Dilema Mahasiswa Baru (MaBa) Menjadi Anak Perantauan



Mendapat cap sebagai seorang mahasiswa baru tentunya menjadi sebuah kebanggan tersendiri yang mungkin dapat diartikan juga dengan kenaikan level (duh). Namun, terkadang akan ada rasa deg-degan atau rasa canggung saat menapaki kehidupan baru di lingkungan baru, terutama seorang mahasiswa baru yang akan hidup di lingkungan nan jauh dari kampung halaman. Sesuai pengalaman saya pribadi dan pengalaman dari rekan sejawat (ceileh), memang tiap-tiap orang memiliki karakter sendiri dalam menghadapi lingkungan baru. Ada yang orangnya mudah care dengan orang lain, ada yang pendiam yang tergolong susah dalam bersosialisasi, adapula yang awalnya susah bersosialisasi namun setelah mengenal kawan baru menjadi mudah care dengan orang lain, dan tentunya masih banyak karakter lain yang mungkin tidak bisa disebutkan satu persatu. 

Pertama sebelum menginjak ke perkuliahan semester muda, lebih baiknya dibahas dulu mengenai lingkungan bagi mahasiswa semester muda. Disini yang dibahas adalah para mahasiswa perantauan yang paling tidak ada kesempatan pulkam atau pulang kampung seminggu sekali saja ya. Untuk yang laju atau rumahnya dekat dengan kampus lanjut membaca juga tak apa. 

Menghirup udara tempat asing, mungkin terkadang membuat kita harus membiasakan diri agak lama dengan berbagai kondisi di dalamnya. Baik itu orang-orangnya, lokasinya, makanannya, budayanya, dan yang lainnya. Kebanyakan, yang menjadikan proses membiasakan diri itu agak lama adalah faktor kuliner atau makanannya. Tentunya kan orang-orang jarang yang mau berbagai jenis makanan. Apalagi yang sesuai dengan isi kantong. Pasti kan gak pengen uang jatah dari ortu jadi jebol cuma gara-gara kita tidak bisa menghandle pengeluaran hanya dari faktor makanan. Namun tenang dulu, pada umumnya di setiap kampus, dan kampus manapun itu pasti akan ada berjejer warung makan dengan berbagai olahan menunya, paling sering ada sih pasti warteg, sebagai warung sahabat mahasiswa dengan harga yang miring dengan seporsi makanan dengan pilihan lauk sesuai pesanan. Kalau di warteg, paling-paling kisaran pengeluaran 10ribuan sekali makan. Selain itu, warung makan lain yang biasanya ada adalah warung penyet atau lamongan, dengan lauk praktisnya berupa tempe, tahu, telor, ayam, lele, bebek dan lain sebagainya sesuai pilihan menu di warung tersebut. Ada juga nasi goreng yang umumnya mulai buka pada malam hari. Warung nasi goreng sudah dipastikan ada di lingkungan kampus manapun. Alasannya ya memang orang Indonesia mayoritas doyan dengan namanya nasi goreng. Kalau sudah ada yang cocok di lidah, jadikan saja langganan. Kalau penjualnya sudah kenal, lebih enak pastinya.

makanan warteg (sumber gambar : tribunnews.com)

nasi goreng keliling (sumber gambar : wikipedia)

Dengan kelengkapan pilihan kuliner tadi disertai kuliner lain yang saling melengkapi, pastinya agak membuat lega seorang Mahasiswa Baru (MaBa) karena tidak perlu repot cari bahan masakan untuk masak sendiri, semua telah tersedia di lingkungan baru. Tapi jangan langsung jrojos gara-gara menu makan yang cukup lengkap, ingat pertama, jangan terlalu boros menjadi seorang mahasiswa. Kebanyakan masih minta jatah orang tua. Gak mau kan menyusahkan orang tua hanya karena tidak mampu mengatur uang. Kalau mau lebih hemat lagi ya tinggal masak. Sekarang umumnya kos-kosan mahasiswa/mahasiswi sudah dilengkapi dengan dapur, atau paling gak ada kompor gas lah. Disana kita bisa memasak apapun yang kita mau, terutama ya makanan wajib mahasiswa, MIE INSTAN. Harga murah, praktis dan cukup mengenyangkan. Itu yang dicari.

menu khas angkringan (sumber gambar : unitedindonesia.org)

Tidak lupa tempat nongkrong mahasiswa dari zaman dulu sampai zaman sekarang tidak lain dan tidak bukan adalah angkringan. Di tempat ini merupakan tempat yang enak buat nongkrong, buat kumpul dan buat mengenal kawan baru. Namun jangan salah, terkadang membeli makan disini akan membuat boros juga. Walaupun identik dengan nama nasi kucing, harganya sendiri sekarang kisaran antara 2000an. Dan dipastikan porsinya tidak akan mengenyangkan. Jangan tergiur pula dengan aneka sate dan gorengan di angkringan. Diam-diam jajanan ini juga menguras kantong kalau tidak bisa mengontrol. Hal lain pula yang terkadang luput adalah minuman. Tidak mau kan makan tanpa minum? Hitung sendiri pengeluaran nasi+gorengan+sate+minum, tentunya nasi tidak cukup satu, gorengan mungkin tergantung selera, sate terkadang menggiurkan untuk dicoba dan minuman yang paling tidak berharga 2000 untuk teh. Intinya saat di angkringan diperhitungkan dulu jatah konsumsinya.


Selanjutnya membiasakan diri dengan orang-orang sekitar. Yap, kalau kos-kosan, wajib hukumnya untuk mengakrabkan diri dengan teman satu kos. Jangan main masuk kamar, terus menyendiri. Sebagai makhluk sosial ya sewajarnya saling mengenal sesama penghuni kos. Ingat, teman kos merupakan mahasiswa lain yang tujuannya sama seperti kita. Baik itu semester muda maupun semester tua, tidak beda jauh lah dengan kita. Walaupun memang tempat asalnya berbeda. Tapi sama-sama makhluk sosial juga. Tidak ada ruginya mempunyai teman baru. Asal tau batasan mana yang harus ditaati sesuai dengan pendirian masing-masing. Kita bisa mendapat pengetahuan baru, pengalaman baru dan hal-hal baru lain yang mungkin belum ditemui. Dari teman kos juga mungkinbisa dapat sahabat baru yang nantinya bisa menemani sampai seterusnya. Intinya untuk membiasakan diri dengan orang-orang baru, pertama paling tidak bertegur sapa sederhana. Nanti waktu juga akan mengakrabkan. 

Untuk membiasakan diri dengan hal lain mungkin akan menyesuaikan sesuai situasi dan kondisi. Kebanyaka mahasiswa baru hal besar yang perlu dibiasakan adalah hal yang sudah disebutkan.
Selamat berkuliah ria.... 

Friday, 10 April 2015

Menjadi Siswa Baru SMA dengan Kegelisahan Menghadapi MOS



Masa SMA atau lebih kerennya dikenal dengan masa putih-abu-abu, merupakan masa yang katanya orang masa yang paling menyenangkan dan mengasyikkan. Tidak salah, karena masa ini adalah masa dimana para remaja sudah mengenal ketertarikan dengan lawan jenis dan masa perubahan berfikir menuju pendewasaan.

Tentu bagi kalian masih ingat dengan momen-momen dimana kalian menjadi siswa baru di SMA. Hal yang pertama tentu saja MOS atau Masa Orientasi Siswa. Masa dimana katanya para siswa baru akan digembleng sedemikian rupa sebelum ditetapkan resmi menjadi siswa di sekolah yang dituju. Memang sebelum diadakan Masa Orientasi Siswa atau MOS diadakan persiapan MOS yang mana para siswa baru akan diterangkan mengenai pelaksanaan MOS, waktu MOS, perlengkapan yang dibawa, aturan-aturan MOS dan hal-hal lain yang memang perlu dipersiapkan untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Selanjutnya setelah persiapan selesai tak jarang banyak siswa yang merasa keberatan mengenai hal-hal yang diwajibkan ketika kegiatan MOS berlangsung. Dan apa daya itu wajib dilakukan agar resmi menjadi siswa sekolah. Biasanya sih yang paling sering membuat siswa keberatan adalah perlengkapan yang harus dibawa ketika MOS. Memang berbeda di setiap sekolah, namun terkadang memang ada sekolah yang mewajibkan tiap siswa membawa perlengkapan yang memang dilihat dari segi harga bisa dibilang mahal. Tapi kembali lagi tergantung sekolah dan kepengurusan kepanitiaan MOS memberikan aturan. 


Dulunya, setiap MOS pasti identik dengan siswa cewek yang rambutnya dikucir dua (kanan-kiri), mengenakan kaos kaki panjang sebelah, mengalungkan papan nama dengan nama sebutan seorang tokoh, memakai topi kerucut, dan lain sebagainya agar para siswa baru terlihat konyol dan lucu dihadapan kakak kelas, walaupun nanti pihak sekolah ngakunya untuk kedisiplinan dan melatih mental siswa baru. Saya pun mengalami hal tersebut, saya dulu memakai topi besek dengan diselipkan balon udara, kaos kaki kanan dan kiri beda warna, mengalungkan papan nama tokoh pahlawan dan selalu dicari kesalahan demi kesalahan (walaupun sepertinya tidak salah). 
Tapi tenang, itu adalah MOS model zaman dulu alias Jadul. Mungkin sekarang sudah berbeda sudut pandangnya, sekarang lebih sering saya lihat MOS yang lebih rapi, lebih menghargai siswa baru, lebih nyata dalam mengedepankan kedisiplinan dan melatih mental siswa baru. Ya memang terkadang tidak sedikit sekolah yang masih menjadikan MOS sebagai ajang pengglojokan bagi siswa-siswa baru.

Jujur saja selain pernah menjadi siswa praktek MOS dulu, saya juga pernah menjadi panitia MOS saat di kelas XI, terkadang ada rasa ingin balas dendam yang memang harusnya dipendam. Kalau tidak dipendam, kapan kebiasaan yang menurut saya kurang baik tersebut bisa berubah? Masih banyak yang melihat siswa baru yang mengikuti MOS sebagai pemanfaatan untuk kesenangan pribadi. Dan saya harap itu sudah tidak ada lagi di kemudian hari.


Bagi kalian yang akan mengikuti MOS dengan aturan jadul, jangan kaget jika memang disuruh untuk membawa perlengkapan yang tergolong banyak dan rumit, jangan kaget pula apabila akan ada waktu dimana kalian distrap dan diintrogasi dengan model bicara menyudutkan. Siapkan saja perasaan hati yang kuat, mau tak mau itu sudah aturan sekolah yang dituju. 
Namun jika sekolah kalian sudah menerapkan MOS yang lebih manusiawi, silahkan pelajari lebih mendalam tentang sekolah yang akan kalian tempati, jangan terlalu takut kepada kakak kelas, mereka juga manusia yang awal masuk sekolah juga hampir sama dengan kalian dan mereka juga pasti asyik untuk dijadikan teman. 


Bagi yang sudah melewati masa MOS dan yang akan melaksanakan MOS, MOS merupakan wadah dimana kita bisa saling mengenal teman baru dengan cara berbeda, mengenal lingkungan baru dan mengenal aturan-aturan baru yang mungkin belum didapatkan sebelumnya. Itulah kesan yang tidak akan dilupakan di masa kalian mengenakan seragam putih-abu-abu

Friday, 3 April 2015

Puncak Gunung Andong, Puncak Gunung bagi Pendaki Pemula


Puncak Andong

Dengan ketinggian puncaknya 1726 meter di atas permukaan laut, gunung Andong merupakan gunung yang tidak begitu tinggi dan tergolong gunung yang tidak aktif. Gunung Andong sendiri terletak di kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Bagi kalian yang ingin menjadi pendaki namun belum pernah punya pengalaman pendakian, gunung ini sangat layak untuk dijadikan destinasi pendaki pemula. Banyak pula pendaki yang sudah bangkot yang mendaki gunung ini untuk pemanasan menuju pendakian gunung yang lebih tinggi.

Saya sendiri mendaki gunung ini pada awal tahun 2015 lalu (bukan pas tahun baru), pada saat itu di area pendakian kebetulan sedang ada acara perawatan pohon bersama, jadi wajar jika suasana sangat ramai ketika itu. Bersama dengan pendaki lain yang mungkin ada yang sudah bangkot dalam mendaki mungkin pula ada yang pertama mendaki saat itu, semua bersama dalam satu tujuan. 

Area base camp sendiri disana sudah terdapat 3 area base camp yang terpisah. Salah satunya adalah base camp yang saya tempati. Tempatnya cukup nyaman dan layaknya jalur pendakian, base camp juga didesain sedemikian rupa agar dapat menampung puluhan orang untuk mempersiapkan pendakian. Jika kalian merasa lapar, area base camp juga menyediakan pemesanan layaknya warung makan sederhana, menunya-pun dari nasi penyet, nasi rames, soto, hingga mie instan. Jadi jangan kawatir akan kelaparan.

Rute pendakian

Untuk mencapai puncak gunung Andong sendiri hanya dibutuhkan waktu kurang lebih 2 jam, mungkin hingga 3 jam itupun jika kalian lebih banyak istirahatnya daripada berjalannya. Cukup singkat bukan? Jalur pendakian sendiri tergolong bermodel zig-zag dengan pemompaan berjalan yang terus ke atas dan hampir tidak ada jalan merata, ini juga menjadi alasan mendaki gunung Andong tergolong untuk pemanasan untuk pendakian puncak gunung lain. Apabila ingin melihat pemandangan yang amazing usahakan mulai pendakian malam hari pukul 10.00, sampai puncak tengah malam, istirahat, dan bangunnya melihat sunrise. jadwal yang sangat umum.



Salah satu angel panorama

Dari puncak gunung ini, kita dapat menikmati indahnya gunung lain, seperti Merbabu, Telomoyo dan gunung lain yang merupakan gunung yang mengelilingi gunung Andong. Dan pemandangan pedesaan yang langsung dapat dilihat dengan mata telanjang menambah ciamiknya panorama.

Untuk tips bagi kalian yang tidak suka keramaian saat mendaki, usahakan ke gunung Andong jangan weekend, karena pasti hari-hari weekend akan sangat ramai hingga puncaknya akan dipenuhi tenda. Usahakan saja jika kalian ingin mendaki gunung ini hari senin hingga kamis saja. 

Oke, itu tadi ulasan singkat mengenai gunung Andong yang cocok untuk Pendaki Pemula. Semoga bermanfaat.


Sunday, 29 March 2015

Melihat Eksotisnya Candi Gedong Songo di Lereng Gunung Ungaran


Gedong Songo merupakan kompleks candi yang berlokasi di lereng gunung Ungaran, kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Sebenarnya candi Gedong Songo ini yang ditemukan hanya berjumlah 5 kompleks candi, memang tidak begitu sesuai dengan namanya yaitu Gedong Songo (dalam bahasa Indonesia : gedung sembilan), namun ada alasan kenapa kompleks candi disini hanya berjumlah lima. Alasannya adalah lima kompleks candi ini merupakan kompleks candi yang bisa ditemukan. Sementara 4 candi lain masih belum ditemukan atau sering orang menyebutnya 4 candi yang hilang

Sebelum berlanjut tentang apa saja yang dapat kita temui di dalam kompleks candi ini. Mari kita bahas tentang rute perjalanan menuju candi Gedong Songo. Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa candi gedong songo merupakan candi yang berada di lereng gunung Ungaran. Tentu saja candi ini berada di daerah dataran tinggi di kabupaten Semarang. Silahkan mengambil arah ke Bandungan dari jalan Ungaran-Magelang, di samping jalan sudah terpasang baliho besar bertuliskan Candi Gedong Songo. ikuti terus jalan. Jangan kaget apabila memang jalanannya tergolong menanjak, karena memang daerahnya merupakan daerah lereng pegunungan. Mungkin 15 menit dari baliho besar tadi kita akan menemui pasar Bandungan yang tergolong ramai sehingga jalan hampir dipastikan setiap pagi dan sore macet. Di sana juga akan terpasang petunjuk jalan. Pastikan jangan mengambil arah Ambarawa. Karena pastinya jalan itu tidak akan mengantar kita ke Candi Gedong Songo. Setelah melewati pasar, nantinya akan ada pertigaan terkahir yang lokasinya berseberangan dengan SPBU. Apabila sudah melihat SPBU ini silahkan belok kanan dan ikuti terus arus jalannya. Tips bagi yang memakai motor bebek/sport/mobil manual, silahkan siap-siap untuk terus oper gigi rendah, karena jalannya cukup menanjak dan membuat mesin teriak. Jika telah melewati jalan tanjakan tadi, kita akan memasuki perkampungan yang menjembatani menuju area wisata Gedong Songo.

Untuk kendaraan, di tempat wisata ini sudah dilengkapi area parkir yang cukup luas. Walau terkadang saat libur panjang mobil-mobil akan parkir hingga di bahu jalan karena saking ramainya. Untuk sepeda motor, biaya parkir cukup Rp 3000,00/kendaraan. Saya jamin keamanan parkir disini sangat aman. Karena saya pernah mengalami ketinggalan kunci motor di tempat parkir dan saat saya akan pulang, ternyata kunci motor saya sudah diamankan oleh juru parkirnya. 


Memasuki kawasan wisata, kita diwajibkan membayar tiket masuk yang saat ini sebesar Rp 7000,00/orang. Cukup murah untuk wisata sejarah berupa candi. Siapkan dulu fisik dan stamina Anda. Karena kaki kita akan berjalan menelusuri bagaimana indahnya candi hingga tingkat candi ke lima. Namun, jika tidak sanggup atau malas berjalan, Anda dapat memilih untuk menunggangi kuda untuk mengelilingi semua kompleks candi yang tentunya harus merogoh kocek mulai dari Rp 50.000,00 sesuai seberapa jauh Anda berkuda.

Sebelum memasuki candi pertama, kita akan disuguhkan beberapa warung jajanan yang cukup menggiurkan. Jika tidak ingin menghabiskan uang begitu saja, saya sarankan untuk membawa bekal sendiri, terutama minuman atau air mineral. Karena jika ingin sampai ke candi 5 cukup menguras stamina dan tenaga.


Candi pertama merupakan kompleks candi yang paling indah dilihat, terdapat taman dan tempat untuk bersantai. Maka tak jarang kita akan melihat beberapa ibu-ibu yang menawarkan jasa sewa tikar untuk sekedar kita bersantai dan menikmati sejuknya alam di kompleks candi pertama Gedong Songo ini. Namun, jika ingin merasakan pemandangan alam yang lebih natural dan menyejukkan, silahkan melanjutkan perjalanan ke candi kedua hingga candi ke lima. Akan ada sensasi tersendiri apabila sudah melewati semua kompleks candi disini. Oh iya, antara candi ketiga dan keempat juga terdapat pemandian air panas alami dan gas belerang yang keliar di lereng gunung Ungaran ini, jadi selama perjalanan tidak akan bosan dengan rute jalan yang variatif. 


Jika sudah melewati semua kompleks candi ini, kita dapat beristirahat sejenak dan menikmati kuliner khas yang ada di tempat wisata. Terdapat pula stand oleh-oleh khas di area pintu keluar dari Candi Gedong Songo apabila ingin membeli kenang-kenangan dan cindera mata untuk pulangnya nanti.

Friday, 20 March 2015

Sensasi Ber Narsis Ria di De Mata "Trick Eye Museum" Yogyakarta



Museum De Mata Yogyakarta merupakan salah satu Museum De Mata yang ada di Indonesia. Selain di Yogyakarta Museum De Mata juga terdapat di Surabaya, Jawa Timur. Museum ini memiliki konsep yang unik dan tergolong berbeda dengan yang lain, dimana kita akan disuguhkan beberapa lukisan 3 dimensi yang jumlahnya kira-kira ada 200 lukisan. Terbayang bukan banyaknya lukisan ilusi mata yang terdapat di dalam museum ini. Dan kita dipersilahkan untuk berfoto ria atau sering disebut dengan narsis bersama dengan 200 lukisan. Waoww... Museum ini sendiri buka setiap hari dari pukul 10.00 - 22.00 WIB.

Saya sendiri mengunjungi tempat ini sekitar pertengahan bulan Februari yang lalu. Memang mendengar konsep museum ini membuat saya ingin mengunjunginya. Bagi yang belum tau alamat lengkapnya, saya share nih alamatnya : XT square Jl. Veteran Pandeyan Yogyakarta - Indonesia. Lokasinya lumayan membuat saya bingung, soalnya belum pernah melewati jalan tersebut. Intinya, jika kalian melihat XT square masuk saja, nanti akan dikenakan biaya parkir terlebih dahulu. Sekitar seribu rupiah untuk sepeda motor, karena saya mengendarai sepeda motor saat itu.


Memasuki museum, kita diwajibkan membeli tiket masuk. Harga ketentuan tiket yang saya ketahui yaitu sebagai berikut :
- Untuk pukul 10.00 - 15.00 (hari senin - kamis) harga tiket Rp 25.000,00/orang
- Untuk pukul 15.00 - 22.00 (hari senin - kamis) harga tiket Rp 35.000,00/orang
- Untuk jumat, sabtu dan minggu (10.00 - 22.00) harga tiket Rp 35.000/orang
- Apabila ingin membeli tiket terusan ke De Arca harga tiket Rp 60.000,00/orang

De Arca sendiri merupakan Museum yang berada bersandingan De Mata. De Arca merupakan museum patung tokoh terkenal satu-satunya di Indonesia. Dan baru ada di Yogyakarta. Untuk penjelasan lebih lanjut tentang De Arca, tunggu artikel selanjutnya ya...

Memang harga tiket sendiri menurut saya agak sedikit mahal, tapi setelah memasuki museum ini, harga tersebut terbayar sudah dengan kepuasan yang di dapat di dalamnya. Masuk ke dalam, kita akan langsung disuguhkan lukisan-lukisan yang cukup besar. Ya, karena memang lukisan itu bertujuan agar pengunjung dapar berfoto di dalam lukisan. Jadi persiapkan 200 pose foto, atau mungkin lebih untuk memenuhi memori kamera kalian.



Sayangnya, pencahayaan dalam ruangan museum dirasa masih sangat minim dan kurang mendukung bagi kalian yang hanya menggunakan kamera handphone. Saya sendiri mencoba menggunakan kamera handphone beresolusi 5 megapixel dan hasilnya jauh dari kata memuaskan. Jadi jika ingin mengunjungi tempat ini, alangkah lebih baik minimal membawa kamera digital pocket. Untungnya saya juga membawa kamera pocket, sehingga tidak begitu kecewa dengan kondisi tersebut.

gambar diambil dari handphone
gambar diambil dari kamera pocket

Tips bagi kalian yang akan berkunjung ke Museum De Mata :
- Siapkan paling tidak kamera digital pocket (lebih baik kamera DSLR kalau punya) karena kamera handphone mungkin kurang memuaskan hasilnya dengan pencahayaan ruangan yang seadanya.
- Siapkan memory untuk kamera kalian dengan free space memory yang cukup banyak karena Anda tidak akan puas hanya berpose 1 lukisan 1 pose foto. Bayangkan lukisan di dalam ada 200.
- Siapkan stamina yang kuat karena di dalam museum ini cukup luas dan mungkin Anda akan mengantre untuk berfoto dengan background lukisan yang sudah ditempati pengunjung lain.
- Usahakan datang lebih awal agar dapat harga tiket yang murah dan pengunjung belum ramai datang.


Itulah pengalaman yang saya bagi setelah berkunjung ke Museum De Mata Yogyakarta. Semoga dapat menjadi referensi dan menambah wawasan. :)


Monday, 9 March 2015

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com